KARANGTALUN———- Memasuki akhir tahun 2016 Desa Karangtalun terus melaju bergerak membangun dan membenahi infrastruktur desa . Diantara kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah : 1. Pembangunan Drainase di dusun Karangklesem Pembangunan Drainase di dusun Karangklesem ini bersumber dari APBDes (Dana Desa) tahun 2016 sebesar Rp. 177.453.000. Dengan dibangunnya drainase ini bertujuan untuk mengalirkan resapan air hujan dan limbah lingkungan warga menuju sungai yang terdekat. Adapun manfaatnya adalah lingkungan tampak indah dan lebih rapi , Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu lahan,sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal, sebagai pengendali air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi banjir dan juga masyarakat merasa senang karena ikut dilibatkan dalam kegiatan pembangunan tersebut sehingga dapat mengurangi pengangguran . 2. Pembangunan Talud di dusun Sikadut Pembangunan Talud di dusun Sikadut ini bersumber dari APBDes (Dana Desa) tahun 2016 yang berjumlah Rp. 153.633.00. Dengan dibangunnya talud ini mempunyai fungsi untuk menahan tanah yang terletak dibelakangnya serta melindungi kondisi tanah didepannya sehingga nantinya kondisi tanah stabil tidak mudah longsor ,sekaligus bertujuan menata lingkungan jalan agar tampak indah, rapi dan bersih serta menumbuhkan semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat disekitar dan juga akses jalan menjadi mudah. (Editor/Admin : Sobirin)
PERAJIN WAYANG DARI KARANGTALUN
KARANGTALUN———Darah seni mengalir turun temurun dari ayahnya Sastromiharjo (Alm) itulah MULYONO namanya, pria kelahiran Purbalingga, 1970 ayah dari empat orang anak ini , hingga kini masih produktif membuat wayang kulit yang menjadi keahliannya sejak kecil. Meski kondisi sekarang pesanan untuk wayang kulit menurun , namun tak menyurutkan semangatnya untuk terus tetap berkarya. Wayang hasil karyanya bila dilihat lebih dekat ada banyak warna dan ornamen yang rumit pada setiap karakter wayang, hal itu hanya bisa dilakukan oleh pembuatnya yang punya keahlian seperti Mulyono. Saat ini ia sedang membuat karya seni kolaborasi antara batik dengan wayang, kendati pola yang rumit, namun tak dibuat sketsanya terlebih dulu oleh Mulyono, seorang perajin wayang kulit asal Desa Karangtalun RT.01 / 06, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga tersebut. Kemampuannya membuat wayang kulit pun tak ia dapatkan dari bangku sekolah seni rupa melainkan diturunkan dari keluarganya. Menurutnya, hasil karya membuat wayang sudah banyak yang ia buat sesuai dengan pesanan seperti dari daerah Yogyakarta dan Pekalongan, ini adalah juga sebagai bentuk cara untuk tetap melestarikan budaya kita dan sampai saat inipun saya masih menerima pesanan seperti : wayang dengan berbagai jenis,souvenir, gunungan 3 m dan juga batik kolaborasi dengan wayang (cerita ramayana). (Editor/Admin : Sobirin)